Pages - Menu

Rabu, 16 Juni 2010

Sebuah Klarifikasi Propaganda BEM REMA UNY


Sidang Istimewa REMA UNY yang diadakan tanggal 12 Juni 2010 kemarin memang memberikan banyak tanya, ada apa gerangan?.
Penyebaran surat dan lain-lain dilakukan dengan segera, karena persiapan yang memang kurang dari 1 minggu, tepatnya hanya 4 hari saja, dan dilakukan dengan orang terbatas (hanya 3 orang) walaupun kemudian dilakukan bersama kawan-kawan yang lain.
Tepat pada hari H saat disidang BEM REMA UNY membuat sebuah propaganda berbentuk REMA FLASH sebagai media bulletin yang diterbitkan sebagai edisi ke3 Bulan Juni 2010. Media ini berisi tentang wawancara kepada Anom Adi Nugraha sebagai wakil presiden BEM REMA UNY 2010 yang mengundurkan diri di pertengahan periode, dengan alasan sakit. Dalam bulletin itu ada beberapa hal yang perlu kita cermati dan disana jelas ada beberapa pernyataan yang sepihak dilontarkan dan memojokkan MPM sebagai penyelenggara sidang istimewa.
“Kapan Saudara menyatakan pengunduran diri?”

“saya melayangkan surat pengunduran diri tanggal 4 Juni 2010. Akan tetapi sampi sekarang belum ada surat pengabulan permohonan pengunduran diri saya. Tiba-tiba langsung ada sidang istimewa dengan agenda semacam itu yang disebarluaskan. Ini agak aneh karena belum ada komunikasi jelas permohonan saya dikabulkan atau tidak, eh tiba-tiba ini sudah ada agendanya. Untuk agenda sidang itupun saya tidak mendapatkan surat (undangan) resminya. Yang pertama saya tidak mendapatkan pemberitahuan terkait pengabulan surat permohonan saya dan yang kedua saya tidak diundang untuk hadir, sekalipun sebenarnya undangan itu bisa dilayangkan via email/hp.”

“Rencana Sidang Istimewa itu ada pasca saudara mengundurkan diri atau sebelumnya?”

“saya tidak tahu, itu urusan MPM REMA. Yang jelas saya tidak mendapatkan surat pengabulan permohonan pengunduran diri saya dan tidak mendapatkan surat untuk menghadiri Sidang Istimewa”

Itulah beberapa kutipan dari sebuah bulletin yang dilayangkan oleh BEM REMA UNY saat sidang istimewa dimulai. Bulletin ini disebar kepada seluruh peserta sidang tanpa ada persetujuan pimpinan sidang ataupun panitia sidang.
Mengklarifikasi beberapa pernyataan yang telah dilontarkan ini dalam bentuk wawancara. Saya secara pribadi sangat menyayangkan bulletin ini ada, karena secara pers media ini tidak berimbang, tidak ada klarifikasi terkait dengan pihak ke dua yaitu MPM REMA sendiri.
Untuk penyampaian undangan pada tanggal 4 Juni itu benar. Dan yang paling jelas adalah posisi tentang Sidang Istimewa ini dalam UUD REMA UNY. Walaupun adanya keterbatasan system yang telah dibuat disana. Seperti yang saya sampaikan saat sidang. Tugas MPM sesuai dengan UUD REMA adalah
“Melantik presiden dan atau wakil presiden “(Pada pasal 3 ayat 2)

“Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya, bila melanggar UUD REMA” (Pasal 3 ayat 3)

Dan sidang istimewa itu sendiri diartikan dalam UUD adalah
“Memberhentikan presiden dan atau wakil presiden apabila mengundurkan diri, terbukti telah melakukan perbuatan tercela, melanggar UUD dan atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan atau wakil presiden.” (pasal 36 ayat 3 point a)

“Menetapakan presiden dan atau wapres pengganti presiden dan atau wakil presiden yang telah diberhentikan.” (pasal 36 ayat 3 point b)

Hal ini jelas jika kita bisa mencermatinya. Bahwa MPM hanya memiliki kewenangan seperti yang tertera dalam UUD REMA saja, selain itu maka akan diputuskan dalam forum MPM.
Terkait diterimanya pengunduran diri saudara anom atau tidak, itu berada pada sidang istimewa dan hal ini sudah dikomunikasikan melalui surat kepada BEM dan DPM.
Kenapa tidak ada surat ke anom secara langsung?
Karena disini surat yang masuk untuk mengadakan sidang istimewa bukan dari saudara anom sendiri, tetapi statusnya adalah dari BEM REMA yang mengajukan sidang istimewa. Dan ini dikabulkan jelas dengan surat yang sudah diberikan kepada BEM REMA UNY selang beberapa hari dari surat yang diberikan.
Untuk komunikasi kepada saudara anom sebelumnya sudah dilakukan oleh saudara Amiruddin Shafa dengan melakukan sms dan telp. Dari ketiga nomor yang ada ternyata tidak ada yang bisa dihubungi dan tanggpan dari sms yang telah terkirim. Sms nya berbunyi:
Sms ini dilayangkan pada tanggal 10 Juni 2010 pukul 11.02 WIB setelah beberapa kali mencoba menelpon dihari sebelumnya.
“Alskm…
Mengharapkan kehadiran saudara untuk datang pada sidang istimewa sabtu, 12 Juni 2010.. Sebagai pertanggungjawaban anda kpd mahasiswa uny.. anda harus menyampaikan alasan mengundurkan diri di dpn sidang..
NB: jika kuat untuk berpergian datang..jika tidak harap menulis sesuatu untuk dapat disampaikan ke forum..
Kirim ke emailku sebelum jumatan bsk ke shafa_x18@yahoo.co.id.
Ttd
Pimpinan I MPM
Amiruddin Shafa”

Seperti itulah sms yang saya layangkan kepada saudara Anom. Sms ini tetap tidak ada jawaban sampai malam hari. Dan saat itu saya mencoba sms saudara Fiqi Ahmad sebagai presiden BEM REMA UNY yang sebelumnya sudah dikomunikasikan secara lisan dan bunyi sms nya adalah :
10 Juni 2010 pukul 21.51 WIB
“Aslkm. Boy udahakan anom benar2 datang..pagi jam 8 sudah di sc..
Harapanya dapat menyampaikan secara langsung..tak sms g bales2 bocah kae..tolong..”
Sms ini memang tidak formal jadi mohon maaf seperti ini.

Dan Fiqi pun menjawab:
“saya yang mewakili”

Lalu akupun menjawabnya:
“minta dia nulis sesuatu..kirim ke email sebagai pertanggungjawaban dia selama di rema..ceritakan alasan dan kondisi dia kenapa mundur..harapanya dari dia..kirim ke emailku..”

Dan seterusnya..
Saya mendapatkan jawaban anom tidak dapat datang karena kondisinya dan akan digantikan oleh Fiqi.
Mohon dengan ini dapat mengklarifikasi apa yang telah di publiskan BEM REMA UNY. walaupun sekarang MPM baru berusaha meminta hak jawab kepada BEM tentang beberapa point dalam bulletin ini.
Terimakasih semoga dapat disikapi dengan bijak.

Kamis, 10 Juni 2010

Mahasiswa = Konsisten


Menjadi sebuah relaitas bersama bahwa selama menjadi mahasiswa, masih ingat saya waktu itu di jelali oleh kakak angkatan saya untuk mengerti apa saja fungsi menjadi mahasiswa, idealitas menjadi mahasiswa itu seperti apa. Fungsi social lah, fungsi moral lah, atau fungsi-fungsi yang lain. Ingat saat para pemandu-pemandu ospek memberikan sedikit ceramahnya untuk mengarahakn kita mau kemana? Alhasil saya pun menjadi orang yang tahunya seperti itu. Beda dengan setelah beberapa tahun menjejaki kaki di kampus UNY tercinta ini, bingung saat melihat berdiri dimana, dan dalam posisi seperti apakah mahasiswa saat ini. Wuih…seperti melihat hal-hal yang mungkin tidak akan dilihat oleh mahasiswa yang baru masuk (ya iyalah, kan belom tau apa2).
Nah ini nih yang aku bingungkan saat menjadi mahasiswa tingkat akhir (mungkin karena tekanan kapan mau lulus nya kali ya..). saat melihat para aktivis mahasiswa yang sekarang menjadi para pemegang kebijakan, para penggerak gerakan mahasiswa, para eksekutor lapangan, yang dilihat hanyalah apa yang kita pelajari, semua hanyalah berkedok pada “proses” karena sebuah nilai dari hasil itu berada dalam proses itu. Lalu?bagaimana jika proses itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan padahal sebenarnya kita bisa menjalankanya? inilah keresahannya. Proses yang tidak sesuai dengan idealita menjadi sebuah hal yang “diwajarkan” saja, karena nilainya adalah disana, lalu hilang begitu saja ditelan angina, lalu kemana kita bisa menjadi sesuai dengan idealita itu?jika kita sendiri tidak bisa memaksimalkan diri kita, karena hal ini lah, hal itu lah, atau segudang alasan lainya.
Sebegitu percayanya masyarakat kepada mahasiswa sebagai sebuah elemen yang cukup bisa objektif dan netral untuk menyikapi permasalahan bangsa ini, tetapi kepercayaan itu semakin hilang jika melihat mahasiswa ternyata tidak berada dalam posisi yang netral (berada dalam sebuah kepentingan).
konsisten
Hanya menjadi ideal saja sebuah kekonsistenan mahasiswa itu dipertaruhkan, seperti saat kita melihat berbagai forum yang membuat sebuah kesepakatan-kesepakatan, ataupun sebuah hasil musyawarah-musyawarah yang nantinya hanyalah menjadi sebuah hasil notulensi saja, tanpa ada gerak untuk menuju hasil. seperti beberapa forum yang pernah saya ikuti sekarang ini telah membuktikan mahasiswa sekarang ini hanyalah menjadi sebuah elemen yang inkonsisten saja, karena mereka hanya bisa menjadi elemen yang berwacana idealita. Kesepakatan yang disepakati tidak dilaksanakan, atau hasil musyawarah setiap tahunya hanya berputar-putar pada satu titik yang sama.
Ayo kawan-kawan semua,dengan ini ajakan buat kita untuk kembali bersama-sama dalam barisan yang menjadikan seorang mahasiswa yang konsisten.
Jogja, 11 Juni 2010
tengah malam 01.03 WIB